MAU KAYA KLIK DIBAWAH INI........

Sabtu, 04 Desember 2010

Museum Kerte Api Ambarawa

Tertarik ingin menelusuri sejarah perkeretaapian di Indonesia, kami berangkat menuju Museum Kereta Api Ambarawa yang terletak di Kabupaten Semarang. Cukup menarik mengingat museum ini hanya ada satu-satunya di dunia yang memamerkan dipadukan dengan lokomotif uap yang masih bisa jalan mendaki gunung.
Ambarawa sejak jaman Hindia Belanda merupakan daerah militer, sehingga Raja Willem I berkeinginan untuk mendirikan bangunan Stasiun Kereta Api guna memudahkan mengangkut pasukannya untuk menuju Semarang. Maka pada tanggal 21 Mei 1873 dibangunlah Stasiun Kereta Api Ambarawa dengan luas tanah 127.500 m2. Masa kejayaan Stasiun Ambarawa yang dikenal dengan sebutan WILLEM I, dihentikan pengoperasiannya sebagai stasiun kereta api dengan jurusan Ambarawa Kedungjati Semarang. Dan tahun 1976 untuk lintas Ambarawa Secang Magelang juga Ambarawa Parakan Temanggung.

Saat melewati pintu gerbang untuk menuju museum, kondisi jalan aspal untuk menuju lokasi parkir sudah rusak. Taman yang ada disekitar lokasi parkir kendaraan kurang terawat dan terlihat banyak tanaman yang mati. Bagi para penikmat kereta api hal ini sungguh memperihatinkan mengingat tempat ini merupakan salah satu aset sejarah dunia.

kERETA TERTUA

http://unik.supericsun.com/wp-content/uploads/2010/05/76ac9cb2f09rtzxw.jpg.jpg


Lokomotif CC 5029, buatan Schweizerische Lokomotiv und Maschinenfabrik, Swiss pada tahun 1928

ertarik ingin menelusuri sejarah perkeretaapian di Indonesia, kami berangkat menuju Museum Kereta Api Ambarawa yang terletak di Kabupaten Semarang. Cukup menarik mengingat museum ini hanya ada satu-satunya di dunia yang memamerkan dipadukan dengan lokomotif uap yang masih bisa jalan mendaki gunung.

LOKOMOTIF YANG ADA DI INDONESIA

LOKOMOTIF CC 201



LOKOMOTIF CC 200

> DIMENSI
1 Lebar sepur (track gauge) 1067 mm
2 Panjang body -
3 Jarak antara alat perangkai 10770 mm
4 Lebar badan (body) 2819 mm
5 Tinggi maksimum 3651 mm
6 Jarak gandar 3610 mm
7 Jarak antar pivot 9550 mm
8 Diameter roda penggerak 908 mm
9 Diameter roda idle -
10 Tinggi alat perangkai 760 mm



LOKOMOTIF D300

> DIMENSI
1 Lebar sepur (track gauge) 1067 mm
2 Panjang body 7384 mm
3 Jarak antara alat perangkai 9274 mm
4 Lebar badan (body) 2700 mm
5 Tinggi maksimum 3650 mm
6 Jarak gandar 4500 mm
7 Jarak antar pivot -
8 Diameter roda penggerak 904 mm
9 Diameter roda idle -
10 Tinggi alat perangkai 760 mm



LOKOMOTIF D301



> DIMENSI
1 Lebar sepur (track gauge) 1067 mm
2 Panjang body 7370 mm
3 Jarak antara alat perangkai 8980 mm
4 Lebar badan (body) 2700 mm
5 Tinggi maksimum 3650 mm
6 Jarak gandar 4500 mm
7 Jarak antar pivot -
8 Diameter roda penggerak 904 mm
9 Diameter roda idle -
10 Tinggi alat perangkai 760 mm


LOKOMOTIF BB306

> DIMENSI
1 Lebar sepur (track gauge) 1067 mm
2 Panjang body -
3 Jarak antara alat perangkai 10150 mm
4 Lebar badan (body) 2800 mm
5 Tinggi maksimum 3690 mm
6 Jarak gandar 2200 mm
7 Jarak antar pivot -
8 Diameter roda penggerak 914 mm
9 Diameter roda idle -
10 Tinggi alat perangkai -



 LOKOMOTIF BB305


> DIMENSI
1 Lebar sepur (track gauge) 1067 mm
2 Panjang body 10100 mm
3 Jarak antara alat perangkai 11150 mm
4 Lebar badan (body) 2740 mm
5 Tinggi maksimum 3700 mm
6 Jarak gandar 2000 mm
7 Jarak antar pivot 2000 mm
8 Diameter roda penggerak 5700 mm
9 Diameter roda idle -
10 Tinggi alat perangkai 775 mm



LOKOMOTIF BB305



> DIMENSI
1 Lebar sepur (track gauge) 1067 mm
2 Panjang body -
3 Jarak antara alat perangkai 12780 mm
4 Lebar badan (body) 2870 mm
5 Tinggi maksimum 3500 mm
6 Jarak gandar 2200 mm
7 Jarak antar pivot 6000 mm
8 Diameter roda penggerak 914 mm
9 Diameter roda idle -
10 Tinggi alat perangkai 770 mm


LOKOMOTIF BB304


> DIMENSI
1 Lebar sepur (track gauge) 1067 mm
2 Panjang body 11770 mm
3 Jarak antara alat perangkai 13380 mm
4 Lebar badan (body) 2800 mm
5 Tinggi maksimum 3660 mm
6 Jarak gandar 2200 mm
7 Jarak antar pivot 6000 mm
8 Diameter roda penggerak 904 mm
9 Diameter roda idle -
10 Tinggi alat perangkai 760 mm


LOKOMOTIF BB303


> DIMENSI
1 Lebar sepur (track gauge) 1067 mm
2 Panjang body 1120 mm
3 Jarak antara alat perangkai 12320 mm
4 Lebar badan (body) 2800 mm
5 Tinggi maksimum 3690 mm
6 Jarak gandar 2200 mm
7 Jarak antar pivot 5800 mm
8 Diameter roda penggerak 904 mm
9 Diameter roda idle -
10 Tinggi alat perangkai 760 mm (+15, -10 mm)


LOKOMOTIF BB301

> DIMENSI
1 Lebar sepur (track gauge) 1067 mm
2 Panjang body 11770 mm
3 Jarak antara alat perangkai 13380 mm
4 Lebar badan (body) 2800 mm
5 Tinggi maksimum 3660 mm
6 Jarak gandar 2200 mm
7 Jarak antar pivot 6000 mm
8 Diameter roda penggerak 904 mm
9 Diameter roda idle -
10 Tinggi alat perangkai 760 mm



LOKOMOTIF BB300 

> DIMENSI
1 Lebar sepur (track gauge) 1067 mm
2 Panjang body 10000 mm
3 Jarak antara alat perangkai 11890 mm
4 Lebar badan (body) 2720 mm
5 Tinggi maksimum 3700 mm
6 Jarak gandar 2000 mm
7 Jarak antar pivot 5000 mm
8 Diameter roda penggerak 904 mm
9 Diameter roda idle -
10 Tinggi alat perangkai 760 mm



LOKOMOTIF BB203



DATA TEKNIK LOKOMOTIF BB 203


> DIMENSI
1 Lebar sepur (track gauge) 1067 mm
2 Panjang body 14134 mm
3 Jarak antara alat perangkai 15214 mm
4 Lebar badan (body) 2642 mm
5 Tinggi maksimum 3636 mm
6 Jarak gandar -
7 Jarak antar pivot 7680 mm
8 Diameter roda penggerak 914 mm
9 Diameter roda idle -
10 Tinggi alat perangkai 770 mm

LOKOMOTIF BB202



DATA TEKNIK LOKOMOTIF BB 202

> DIMENSI
1 Lebar sepur (track gauge) 1067 mm
2 Panjang body 11582 mm
3 Jarak antara alat perangkai 12900 mm
4 Lebar badan (body) 2965 mm
5 Tinggi maksimum 3725 mm
6 Jarak gandar 3200 mm
7 Jarak antar pivot 6090 mm
8 Diameter roda penggerak 1016 mm
9 Diameter roda idle 889 mm
10 Tinggi alat perangkai 770 mm (+153-10 mm)


LOKOMOTIF BB201


DATA TEKNIK LOKOMOTIF BB 201

DIMENSI
1 Lebar sepur (track gauge) 1067 mm
2 Panjang body 13106 mm
3 Jarak antara alat perangkai 14006 mm
4 Lebar badan (body) 2819 mm
5 Tinggi maksimum 3759 mm
6 Jarak gandar 3200 mm
7 Jarak antar pivot 7620 mm
8 Diameter roda penggerak 1016 mm
9 Diameter roda idle 889 mm
10 Tinggi alat perangkai 760 mm




LOKOMOTIF BB200


DATA TEKNIK LOKOMOTIF BB 200

DIMENSI
1 Lebar sepur (track gauge) 1067 mm
2 Panjang body 13106 mm
3 Jarak antara alat perangkai 14006 mm
4 Lebar badan (body) 2794 mm
5 Tinggi maksimum 3708 mm
6 Jarak gandar 3200 mm
7 Jarak antar pivot 7620 mm
8 Diameter roda penggerak 1016 mm
9 Diameter roda idle 889 mm
10 Tinggi alat perangkai 760 mm

LOKOMOTIF CC 202


LOKOMOTIF BB 204



> DIMENSI
1 Lebar sepur (track gauge) 1067 mm
2 Panjang body 12600 mm
3 Jarak antara alat perangkai 13500 mm
4 Lebar badan (body) 2800 mm
5 Tinggi maksimum 3660 mm
6 Jarak gandar 2880 mm, 1600 mm
7 Jarak antar pivot 7050 mm
8 Diameter roda penggerak 895 mm
9 Diameter roda idle 720 mm
10 Tinggi alat perangkai 760 mm

LOKOMOTIF BB 200


DATA TEKNIK LOKOMOTIF BB 200

DIMENSI
1 Lebar sepur (track gauge) 1067 mm
2 Panjang body 13106 mm
3 Jarak antara alat perangkai 14006 mm
4 Lebar badan (body) 2794 mm
5 Tinggi maksimum 3708 mm
6 Jarak gandar 3200 mm
7 Jarak antar pivot 7620 mm
8 Diameter roda penggerak 1016 mm
9 Diameter roda idle 889 mm
10 Tinggi alat perangkai 760 mm

KERETA UKUR KENDARAAN REL


Laboratorium Berjalan Uji Kereta Api
Karya BPPT

Kereta api sebagai sarana transportasi massal paling efisien tak ubahnya sarana transportasi lain yang juga membutuhkan uji kelaikan jalan. Pengujian satu rangkaian dengan dengan rata-rata sembilan gerbong milik PT Kereta Api (Persero) secara manual seperti dilakukan selama ini memakan waktu satu sampai dua minggu. Namun, hal itu kini dapat direduksi drastis menjadi hanya satu jam dengan laboratorium berjalan uji kereta api karya Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

“Laboratorium berjalan itu diberi nama Fudika atau Fasilitas Uji Dinamis Kereta Api. Ketika digunakan, Fudika digandengkan dengan rangkaian kereta api yang sedang berjalan dengan setiap gerbong diberi peralatan sensor,” kata Samsul Kamar, periset pada Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi BPPT.

Dalam satu rangkaian kereta api yang sedang diuji itu sedikitnya pada setiap gerbong dipasang tujuh peralatan sensor tersebar di lantai, bogie dan roda. Sebanyak tujuh parameter diuji mencakup tiga parameter gerakan vertical-horizontal, tiga parameter pengeraman dan satu parameter kecepatan. Hasil sensor dapat diketahui secara seketika (realtime) pada layar monitor computer di ruang pengendalian pengujian.

Friday, May 22, 2009


URAIAN SINGKAT TENTANG
KERETA UKUR KENDARAAN REL

1. Pendahuluan

Dalam rangka meningkatkan pelayanan angkutan kereta api di Indonesia, diperlukan dukungan sarana berupa lokomotif, kereta penumpang maupun gerbong yang handal. Untuk keperluan pengukuran dan pengujian pada sarana-sarana tersebut di atas, agar dapat dijaga kualitas dan performansinya maka digunakanlah sarana yang bernama Kereta Ukur, atau orang biasa juga menyebutnya dengan KA Ukur.

Kereta Ukur DYNW – 1 adalah kereta ukur yang digunakan untuk pengukuran dan pengujian sarana material yaitu lokomotif, kereta dan gerbong. Pengujian dan pengukuran yang dimaksud adalah untuk mengetahui karakteristik dan performansi dari sarana-sarana yang telah ada, apakah sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh PT. Kereta Api (Persero).

Padang Panjang – Sawahlunto


Pada pertengahan bulan Juli 2009, adalah pertama kalinya bagi saya untuk menginjakkan kaki di kota Padang. Bukan karena tanpa alasan saya bisa sampai kesana, namun inilah efek / akibat dari sebuah hobi. Berangkat dengan menggunakan pesawat AirAsia dari Jakarta hanya membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam dari Bandara Soekarno-Hatta hingga Bandara Minangkabau. Sangat cepat memang. Namun sebenarnya saya ingin sekali menggunakan jalan darat, yaitu dengan menggunakan Bis. Mengingat keterbatasan waktu perjalanan maka pilihan menggunakan pesawat terbang tak dapat ditolak lagi.

Tak disangka setelah sampai ternyata di Padang itu sangat indah sekali, mulai dari pantai, lembah, jurang, tebing hingga gunung terdapat disana semua. Bahkan rel mati yang sudah lama terbenam berpuluh-puluh tahun dengan tanah / pasir / rumput sepertinya masih terlihat sempurna posisinya. Tak dibayangkan jika rel yang mati terdapat di pulau Jawa, pastilah sudah cepat “”habisnya”.

Di pagi hari yang cerah sekitar pukul 7 lewat kamipun telah tiba di stasiun Padang Padang. Nuansa disana sangat berbeda sekali dibandingkan dengan situasi di pulau Jawa pada umumnya. Di ketinggian stasiun yang kurang lebih pada posisi 800 meter dpl, benar-benar terasa sejuk, dan ditambah angin di pagi hari yang sepoi-sepoi membuat hawa sekitarnya terasa cukup dingin.

Pada pukul 8 rangkaian kereta api wisata telah siap tersusun rapi pada spur 1 emplasemen stasiun Padang Panjang. Dengan menggunakan lokomotif BB20416 rangkaian yang terdiri dari 5 kereta telah siap berangkat. Rangkaian terdiri dari 3 kereta non-AC, 1 kereta makan dan 1 kereta yang ber-AC. Dan pukul 8.30 kereta api siap diberangkatkan.

Lokomotif dengan seri BB204 adalah merupakan satu-satunya lokomotif Diesel Elektrik buatan Eropa, yaitu SLM yang khusus dioperasikan pada jalan rel bergigi di Sumatera Barat. Lokomotif ini memiliki daya 1230 HP dengan berat 55 ton. Kondisi jalan dengan medan yang terjal (naik & turun) antara Padang Panjang hingga Batu Tabal, memaksa kereta api yang lewat jalur ini harus menggunakan roda gigi pada lokomotifnya agar tidak terjadi slip rodanya pada saat menanjak. Kecepatan KA pada saat melintasi rel bergigi inipun dibatasi, yaitu maksimal 20 km/jam. Sementara dalam keadaan normal Taspat yang berlaku adalah 40km/jam. Hal ini lebih dikarenakan kondisi jalan rel yang tidak memungkinkan untuk kecepatan tinggi. Selain itu juga namanya juga wisata kereta, jadi yang lebih dinikmatin pasti proses perjalannya, berserta pemandangan di sekitar rel kereta api.

Berikut ini adalah nama-nama stasiun yang dilewati oleh KA Wisata Padang Panjang – Sawahlunto, namun tidak semua yang dilewati kereta api akan berhenti.


Stasiun Kubuk Rambil, disini KA berjalan langsung.









Melewati halte stasiun yang telah menjadi rumah penduduk. Tampak jelas masih tersisa pipa bekas pengisian air untuk lokomotif uap pada zaman dahulu.







Stasiun Batu Tabal.
Yang menyebabkan foto disamping menjadi kurang jelas adalah karena salah fokus. Seharusnya yang diperjelas itu stasiunnya, tetapi koq malah handle lokomotif yang berwarna hitam yang menjadi jelas. Hahaha….
Di stasiun ini kereta api tidak tentu akan berhenti atau tidak. Hal ini sangat tergantung ada atau tidaknya penumpang yang akan naik dari stasiun tersebut. Kebetulan saat itu kereta api berjalan langsung.

Stasiun kacang.
Terlihat bersih dan terawat bangunannya. Serta tampak beberapa bocah yang sedang asik mengamati kereta api yang sedang melintas.






Stasiun Singkarak.
Terdapat dua spur, namun tampaknya sudah tidak pernah dimanfaatkan lagi untuk persilangan kereta api.







Stasiun Solok.
Di stasiun ini kereta api dapat dipastikan akan berhenti, karena cukup banyak juga penumpang yang naik ataupun turun disini. Dan stasiun ini ukurannya juga cukup besar, bahkan mempunyai dipo lokomotif, walaupun terlihat sudah tidak pernah dipergunakan lagi sebagai fungsinya namun tetap terawat bangunannya dan bersih.



Stasiun Sungai Lassi.
Stasiun yang kecil dan sepi, KA berjalan langsung.








Stasiun Muara Kalaban.
Kereta Api berhenti sejenak untuk naik / turun penumpang.








Memasuki terowongan.
Terowongan antara stasiun Muara Kalaban dengan Sawahlunto ini cukup panjang juga, panjangnya sekitar 800-900 meter. Seperti biasa suasana yang sangat gelap pada saat memasuki terowongan ini di bantu oleh cahaya lampu yang ada di dalam kereta.





Stasiun Sawahlunto.
Sekitar jam 12 kurang seperempat sampailah kami di stasiun Sawahlunto, lokomotifpun langsung melakukan kegiatan langsir untuk memindahkan posisinya dan menjadi longhood (hidung panjang) untuk kembali menarik rangkaian kereta api kembali pulang ke Padang Panjang yang akan berangkat pada pukul 14.30 kemudian.
Jarak antara stasiun Padang Panjang hingga stasiun Sawahlunto ini adalah sejauh 80 kilometer, dan ditempuh dengan waktu kurang lebih 3 jam perjalanan.


Indahnya panorama rel kereta api di Padang adalah pada saat melintasi sepanjang danau singkarak, dimana jarak antara danau, jalan raya serta rel kereta api sangat berdekatan sekali. Sepertinya di Indonesia hanya terdapat di Padang untuk pemandangan jalur seperti ini. Kereta api yang berjalan agak lambat, membuat setiap kendaraan yang berpapasan dengan kereta ini pasti menyempatkan waktu sejenak untuk mengeok ke arah kereta api yang sedang lewat disampingnya.


Dalam perjalanan pulang, setelah sampai di stasiun Batu tabal lokomotif kembali melakukan kegiatan langsiran untuk mengubah posisinya dari menarik rangkaian (lok di depan) menjadi mendorong rangkaian (lok di belakang). Hal ini dilakukan karena jalur yang akan menuju ke Padang Panjang akan menghadapi tanjakan yang cukup terjal untuk ukuran kereta api. Di jalur inilah rel bergigi akan berperan sesuai fungsinya dalam membantu kelancaran jalannya kereta api.


Foto disamping adalah perjalanan kereta api yang sedang didorong oleh lokomotifnya dari belakang dan juga telah memasuki lintasan rel bergigi. Sehingga kecepatannya dibatasi hanya boleh sampai dengan 20 km/jam.
Dan sekitar pukul 17.30 sampailah kereta api wisata ini kembali pulang ke stasiun Padang Panjang. Dan rangkaianpun siap disimpan kembali ke dalam dipo.


Sekian cerita tentang jalur kereta api Padang Panjang – Sawahlunto



Thanks.

Jumat, 03 Desember 2010

Nasib Museum Kereta Api Uap

Ambarawa sejak jaman Hindia Belanda merupakan daerah militer, sehingga Raja Willem I berkeinginan untuk mendirikan bangunan Stasiun Kereta Api guna memudahkan mengangkut pasukannya untuk menuju Semarang. Maka pada tanggal 21 Mei 1873 dibangunlah Stasiun Kereta Api Ambarawa dengan luas tanah 127.500 m2. Masa kejayaan Stasiun Ambarawa yang dikena dengan sebutan WILLEM I, dihentikan pengoperasiannya sebagai stasiun kereta api dengan jurusan Ambarawa Kedungjati Semarang. Dan tahun 1976 untuk lintas Ambarawa Secang Magelang juga Ambarawa Parakan Temanggung.


http://unik.supericsun.com/wp-content/uploads/2010/05/5d94bc9a64kr6pum.jpg.jpg 
Museum Kereta Api Ambarawa

Ternyata Kereta Bergerigi masih Beroperasi


ANTARA - Pengelola Museum Kereta Api Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah mulai melakukan pembenahan fasilitas untuk menarik pengunjung pada Lebaran 2010. Kepala Stasiun Ambarawa, Eko S Mulyanto di Ungaran, Minggu mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan pengecatan semua lokomotif, baik yang akan dipamerkan pada saat Lebaran maupun yang akan digunakan untuk lori wisata.

"Pengecatan itu supaya lebih indah. Fasilitas, dan taman-taman di sekitar museum juga kami bersihkan supaya tetap kelihatan menarik," katanya.

Jalur Kereta Ter Tua Di Indonesia

TOUR KERETA API BERGERIGI

Di Museum Kereta Api Ambarawa kita bisa menikmati Wisata Kereta Api Bergerigi atau disebut juga Wisata Kereta Gunung (Railway Mountain Tour). Uniknya di sini adalah kereta tsb bisa menanjak karena ada gerigi-gerigi di tengahnya. Kalau Anda perhatikan gambar sebelah, maka di sana terlihat relnya tidak hanya dua, malainkan tiga, yakni ada satu lagi di tengah. Dan rel-nya juga lebar.
Lokomotif yg digunakan adalah lokomotif uap (steam locomotive) buatan Jerman dengan roda bergerigi di tengah yg berguna untuk tanjakan atau turunan. Sedangkan gerbong untuk penumpang ada dua yg terbuat dari kayu. Gerbong penumpang ini buatan Belanda. Hingga saat ini (2008) semuanya, baik lokomotif maupun gerbongnya masih oirisinil.

Wisata Kereta Api Bergerigi atau (Wisata Kereta GunungRailway Mountain Tour) di Museum Kereta Api Ambarawa ini berjarak sekitar sepuluh kilometer. Jarak ini sudah termasuk 489 mtr rel bergerigi tsb, yaitu antara Ambarawa sampai dengan Bedono. Sedangkan biaya yg harus dibayar sekali berangkat adalah (2008) sekitar Rp. 2,2 juta untuk pulang pergi, atau sekitar 20 Km.

Museum Kereta Api Ambarawa

Tertarik ingin menelusuri sejarah perkeretaapian di Indonesia, kami berangkat menuju Museum Kereta Api Ambarawa yang terletak di Kabupaten Semarang. Cukup menarik mengingat museum ini hanya ada satu-satunya di dunia yang memamerkan dipadukan dengan lokomotif uap yang masih bisa jalan mendaki gunung.
Ambarawa sejak jaman Hindia Belanda merupakan daerah militer, sehingga Raja Willem I berkeinginan untuk mendirikan bangunan Stasiun Kereta Api guna memudahkan mengangkut pasukannya untuk menuju Semarang. Maka pada tanggal 21 Mei 1873 dibangunlah Stasiun Kereta Api Ambarawa dengan luas tanah 127.500 m2. Masa kejayaan Stasiun Ambarawa yang dikenal dengan sebutan WILLEM I, dihentikan pengoperasiannya sebagai stasiun kereta api dengan jurusan Ambarawa Kedungjati Semarang. Dan tahun 1976 untuk lintas Ambarawa Secang Magelang juga Ambarawa Parakan Temanggung.
Saat melewati pintu gerbang untuk menuju museum, kondisi jalan aspal untuk menuju lokasi parkir sudah rusak. Taman yang ada disekitar lokasi parkir kendaraan kurang terawat dan terlihat banyak tanaman yang mati. Bagi para penikmat kereta api hal ini sungguh memperihatinkan mengingat tempat ini merupakan salah satu aset sejarah dunia.

kereta api tertua

Sekitar satu jam perjalanan dari rute Semarang - Yogyakarta, kita bisa berkunjung ke lokasi museum kereta api yang terletak di kota Ambarawa. Dari semua museum kereta yang pernah saya kunjungi selama berwisata di luar negeri, boleh dibilang kereta api yang terdapat di museum ini kurang terpelihara dengan baik. Hanya satu dari sekian lokomotif yang ada di museum ini masih terawat dengan baik, yakni lokomotif yang hingga sekarang masih digunakan untuk keperluan wisata secara komersial. Selebihnya, tampak terabaikan dengan membiarkannya berkarat di luar bukan didalam ruangan tertutup yang mampu melindunginya dari perubahan cuaca, seperti yang umum dilakukan oleh museum kereta api lainnya.